Niat Shalat Taubat, Beserta Doa & Tata Cara Pelaksanaannya

Niat Shalat Taubat – TAUBAT berasal dari kata dalam bahasa Arab “taa-ba” yang berarti kembali. Sebuah respon penyikapan atas adanya keinginan untuk kembali kepada Allah, yaitu bagi siapa saja yang menghendaki. Dan siapa pun yang menghendaki untuk menempuh jalan menuju Allah, sesungguhnya Allah telah memanggilnya lebih dahulu (Q.S. Al-Insaan [76]: 29-30).

إِنَّ هَـٰذِهِ تَذْكِرَ‌ةٌ ۖ فَمَن شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَ‌بِّهِ سَبِيلًا (29) وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّـهُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Sesungguhnya ini adalah sebuah peringatan: Barangsiapa yang menghendaki, biarlah ia mengambil jalan menuju Rabb-nya. Dan tiadalah kamu akan berkehendak (menempuh jalan itu), kecuali jika itu dikehendaki oleh Allah. Sungguh, Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Insaan [76]: 29-30)

Namun, pernahkah kita memikirkan perihal diterima atau tidaknya taubat yang kita lakukan itu? Jangan sampai taubat yang kita lakukan itu bernilai sia-sia. Tapi, coba perhatikan sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam berikut ini:

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan” (HR. Tirmidzi, dari Ibnu Umar Radhiyallahu’anhuma).

Berdasarkan hadits tersebut, jelas sekali bahwa Allah akan menerima taubat selama ruh belum sampai di tenggorokan, artinya selama kita masih hidup. Lalu, bagaimana taubat yang benar itu supaya bisa diterima?

Jawabannya adalah lakukan taubat dengan taubatan nasuha. Dimulai dari Niat shalat taubatnya yang tulus serta Taubat yang sungguh-sungguh adalah bertekad tidak ingin mengulangi perbuatan dosa lagi. Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan taubat yang tulus.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)

Ibnu Katsir menerangkan mengenai taubat yang tulus sebagaimana diutarakan oleh para ulama, “Taubat yang tulus yaitu dengan menghindari dosa untuk saat ini, menyesali dosa yang telah lalu, bertekad tidak mengulangi dosa itu lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya atau mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 323).

Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan.

Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ketahuilah, ketika kita memilih untuk bertaubat dan melakukannya, kemudian beriman lalu beramal shalih, maka Allah akan mengganti keburukan-keburukan dalam diri kita menjadi kebaikan-kebaikan. Bagaikan pohon, setelah dedaunan yang kusam dan layu digugurkan dan dibersihkan, ia akan menumbuhkan dedaunan yang baru, yang segar: untuk menerima cahaya, agar ia bisa berbuah.

Namun, ternyata tidak semua taubat diterima, apalagi jika hanya ucapan saja. Taubat yang diterima Allah adalah taubat yang diikuti dengan upaya perbaikan, atau “ishlah”. Al-Qur’an menjelaskan sangat gamblang tentang hubungan zalim, taubat, dan upayakan perbaikan di ayat berikut:

فَمَن تَابَ مِن بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّـهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ‌ رَّ‌حِيمٌ

Maka barangsiapa bertaubat setelah zalimnya dan mengadakan perbaikan, maka sungguh, Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. – Q.S. Al-Ma’idah [5]: 39.

Pilihan Editor :

Tata Cara Shalat Taubat Nasuha

1. Niat Shalat Taubat Nasuha Bacaan niat shalat taubat nasuha adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatat taubati rok’ataini lillaahi ta’aalaa. Artinya: Aku berniat melakukan sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca doa iftitah

4. Membaca surat Al Fatihah

5. Membaca surat atau ayat dari Alquran. Umumnya para ulama mengatakan bahwa tidak ada ayat atau surat tertentu yang dianjurkan untuk dibaca dalam Shalat Taubat ini.

6. Rukuk

7. I’tidal (Membaca doa i’tidal)

8. Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali)

9. Duduk di antara dua sujud 

10. Sujud kedua dianjurkan membaca tasbih sujud tiga kali

11. Bangun melanjutkan rakaat kedua sama seperti rakaat awal

12. Tasyahud akhir 

13. Salam

14. Berdoa mohon ampunan.

Memperbanyak Sedekah Selain memperbanyak istighfar, dianjurkan apabila Shalat Taubat telah ditunaikan, untuk memperbanyak sedekah.

Allah SWT berfirman :

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ

Jika kamu menampakkan sedekah, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu

Al-Baqarah : 271) Ketika Ka’ab bin Malik radhiyallahuanhu telah bertaubat dari kesalahannya karena tidak ikut dalam perang, beliau berkata kepada Rasulullah SAW :

يَا رَسُولَ الله إِنَّ مِنْ تَوْبَتِي أَنْ أَنَخْلع مِنْ مَاليِ صَدَقَةً إِلىَ اللهِ وَإِلَى رَسُولهِ. قَالَ رَسُولُ اللهِ: أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ: فَإِنِيّ أُمْسِكُ سَهْمِي الَّذِي بِخَيْبَرَ . متفق عليه

Ya Rasulullah, sebagai tanda taubatku, aku lepaskan hak milikku dari hartaku untuk sedekah di jalan Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda,”Tahanlah sebagian dari hartamu, karena akan berguna bagimu”. Kaab berkata,”Aku masih punya bagian hartaku dari harta rampasan perang Khaibar. (HR. Bukhari Muslim).

Bacaan Doa Sholat Taubat

 اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.” Sebelum membaca doa sholat taubat, dianjurkan untuk berdzikir dengan mengucapkan istighfar.

Shalat taubat adalah shalat yang oleh jumhur ulama dikatakan sebagai shalat yang masyru’ dan telah ditetapkan pensyariatannya lewat nash-nash syariah. عن أبي اللَّهِ  يَقُولُ : مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ . ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ : وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا بَكْرٍ الصديق رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahuanhu berkata,”Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,”Tidaklah ada seorang hamba yang melakukan perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu’ dengan baik, mendirikan shalat dua rakaat, lalu minta ampun kepada Allah, kecuali pastilah Allah SWT ampuni”.

Kemudian beliau membaca ayat berikut : Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (HR. Abu Daud)

Sholat taubat berapa rakaat?

Sholat taubat merupakan salah satu jenis sholat sunnah yang dilakukan sebagai upaya untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Sholat taubat dilakukan sebanyak 2 rakaat dengan cara yang sama seperti sholat lainnya, yaitu dengan melakukan takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah, membaca surat pendek atau panjang dalam rakaat pertama dan kedua, kemudian melakukan salam.

Namun, ada beberapa perbedaan dalam pelaksanaan sholat taubat yang perlu diperhatikan. Pertama, sholat taubat sebaiknya dilakukan pada malam hari atau pada waktu setelah sholat subuh. Kedua, dalam sholat taubat, setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama, disarankan untuk membaca surat Al-A’la atau Al-Ghashiyah, sedangkan pada rakaat kedua, disarankan untuk membaca surat Al-Kafirun atau Al-Ikhlas.

Selain itu, sholat taubat juga disertai dengan niat yang khusus, yaitu niat untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya di masa yang akan datang. Dengan melakukan sholat taubat secara rutin dan sungguh-sungguh, diharapkan dapat memperoleh pengampunan dan kedamaian hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Cara sholat taubat untuk perempuan

Cara sholat taubat untuk perempuan tidak berbeda dengan cara sholat taubat untuk laki-laki. Berikut adalah langkah-langkah cara sholat taubat untuk perempuan:

  1. Niatkan sholat taubat dalam hati, yaitu dengan mengharapkan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
  2. Berdiri menghadap kiblat, lalu melakukan takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu.
  3. Membaca surat Al-Fatihah seperti biasa.
  4. Membaca surat pendek atau panjang pada rakaat pertama dan kedua, sebagaimana yang telah disarankan. Misalnya, pada rakaat pertama membaca surat Al-A’la atau Al-Ghashiyah, sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun atau Al-Ikhlas.
  5. Melakukan rukuk dan sujud seperti sholat pada umumnya.
  6. Setelah melakukan sujud kedua pada rakaat kedua, duduk di antara dua sujud dan membaca doa taubat.
  7. Setelah membaca doa taubat, bangkit kembali ke posisi berdiri, lalu melakukan salam.
  8. Selesai.

Perlu diingat bahwa sholat taubat sebaiknya dilakukan pada malam hari atau setelah sholat subuh. Selain itu, jika ada keperluan untuk melakukan sholat taubat di tempat yang terbuka atau di luar rumah, perempuan disarankan untuk melakukan sholat taubat di tempat yang aman dan tidak terlalu terbuka agar tidak menarik perhatian orang lain.

Tinggalkan komentar